Categories

Pemimpin Korea Utara menyerukan ‘penanggulangan militer’

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menyerukan “penanggulangan diplomatik dan militer” aktif untuk menjaga keamanan negara itu dalam pidato panjang di sebuah konferensi politik utama yang mungkin dimaksudkan untuk melegitimasi perubahan besar pada diplomasi nuklirnya dengan Amerika Serikat.

Kim berbicara selama tujuh jam selama pertemuan Partai Buruh yang berkuasa yang berlanjut untuk hari ketiga pada hari Senin (30 Desember). Dia mengeluarkan tujuan nasional untuk membangun kembali ekonomi Korea Utara dan mempersiapkan penanggulangan politik, diplomatik dan militer yang aktif dan ofensif untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan negara,” menurut media pemerintah pada hari Selasa.

Kantor Berita Pusat Korea mengatakan rapat pleno Komite Sentral partai akan diperpanjang hingga hari keempat pada hari Selasa, sehari sebelum Kim diperkirakan akan menggunakan pidato Tahun Baru tahunannya untuk mengumumkan perubahan besar pada kebijakan ekonomi dan keamanannya.

Beberapa ahli percaya Kim dapat menggunakan pidato itu untuk menyatakan bahwa dia menangguhkan negosiasi nuklirnya dengan Washington, yang telah terhenti karena ketidaksepakatan dalam pertukaran bantuan sanksi dan perlucutan senjata, dan dia mungkin dapat menghidupkan kembali konfrontasi dengan mencabut moratorium yang diberlakukan sendiri pada uji coba nuklir dan rudal jarak jauh.

KCNA tidak melaporkan keputusan apa pun yang dibuat pada pertemuan partai atau menyebutkan komentar spesifik apa pun oleh Kim terhadap Amerika Serikat.

Tetapi dikatakan Kim mencatat bahwa Partai Buruh bertekad untuk memasuki “perjuangan lain yang sulit dan berlarut-larut,” mungkin mengacu pada upaya untuk mengatasi sanksi dan tekanan yang dipimpin AS, sebelum mengakhiri pidatonya dengan seruan untuk “membuka jalan secara dinamis” menuju pembangunan negara sosialis yang kuat.

KCNA mengatakan partai sedang bekerja untuk menyusun resolusi berdasarkan agenda yang ditetapkan oleh Kim dan berencana untuk membahas “dokumen penting” yang tidak ditentukan. Dalam pidato Tahun Barunya untuk memulai 2019, Kim mengatakan negaranya akan mengejar “jalan baru” yang tidak ditentukan jika pemerintahan Presiden Donald Trump tetap dengan sanksi dan tekanan terhadap Korea Utara.

Negosiasi tersendat setelah runtuhnya pertemuan puncak keduanya dengan Trump pada bulan Februari, di mana Amerika menolak tuntutan Korea Utara untuk bantuan sanksi luas dengan imbalan pembongkaran fasilitas nuklir yang menua di Yongbyon, yang hanya akan mewakili penyerahan sebagian kemampuan nuklirnya.

Korea Utara mengatakan awal bulan ini pihaknya melakukan dua tes “penting” di fasilitas peluncuran roket jarak jauhnya, meningkatkan spekulasi bahwa pihaknya telah mengembangkan rudal jarak jauh baru atau mempersiapkan peluncuran satelit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *